Bahan Baku Limbah Beromzet Puluhan Juta Rupiah

Redaksi | Jumat, 18 September 2020 - 22:16 WIB
Bahan Baku Limbah Beromzet Puluhan Juta Rupiah
 Karya seni dari limbah yang Beromzet puluhan juta rupiah. (Semuwaberita.com/Dok Humas Pertamina)
-

Jayapura,Semuwaberita.com - Siapa sangka bahwa limbah tempurung kelapa bisa diolah menjadi kerajinan bernilai jutaan rupiah. Hal itulah yang dilakukan oleh kelompok usaha Kobek Millenial Papua yang diinisiasi oleh Pertamina.

 Melalui program corporate social responsibility, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VIII telah mengembangkan kelompok yang beranggotakan warga lokal Kota Jayapura yang berlokasi di sekitar Fuel Terminal Jayapura. 

Kelompok inilah yang kemudian dilatih oleh Pertamina untuk menjadi kelompok pengrajin limbah tempurung kelapa sejak tahun 2019 dan saat ini telah berhasil menjual puluhan hasil karya kerajinan daur ulangnya hingga beromzet puluhan juta rupiah.

Unit Manager Communication, Relations & CSR MOR VIII, Edi Mangun, mengungkapkan bahwa program ini merupakan cara Pertamina untuk memunculkan potensi kemampuan kreativitas masyarakat asli Papua dalam membuat kerajinan.

 “Dengan basis kreativitas dalam budaya kerajinan noken di Papua yang telah mendarahdaging, kami ingin mengembangkan jiwa kreativitas masyarakat asli Papua yang telah menjadi budaya ini untuk berkreasi memanfaatkan daur ulang limbah yang mempunyai nilai jual tinggi, yaitu limbah tempurung kelapa,” ungkap Edi dalam rilis yang dikirim Jumat 18 September 2020.

Dari hasil pemetaan sosial di sekitar wilayah operasi Fuel Terminal Jayapura, Pertamina menemukan sesosok inspiratif yang juga merupakan warga asli Papua yang telah lama menggeluti kerajinan daur ulang sampah. Yane Maria Nari (55), seorang mama asli Papua telah lebih dari 20 tahun yang lalu menekuni kerajinan daur ulang sampah dari limbah kertas dan plastik. Dari sini lah, Pertamina melihat potensi dan bakat yang dimiliki oleh mama Yane dan anggota kelompoknya dapat diberdayakan untuk membuat produk yang bernilai dari limbah tempurung kelapa. 

“Kami kagum dengan potensi sekaligus konsistensi yang dimiliki mama Yane dalam kerajinan daur ulang sampah. Sehingga kami kirim mama Yane ke Yogyakarta untuk ‘magang’ dan belajar dengan pengrajin tempurung kelapa disana pada bulan Mei 2019,” papar Edi.

Kegiatan ini juga dalam rangka Pencapaian target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Pertamina juga selalu menjalankan komitmen ISO 26000 dalam hal ini khususnya aspek pelibatan & pengembangan masyarakat.

Nama kelompok Kobek Millenial Papua yang diusulkan oleh Mama Yane sendiri memiliki makna yang berarti, “Kobek itu artinya kelapa dalam bahasa Biak. Millenial Papua yang juga berarti era milenial saat ini kita harus lebih semangat dalam apapun.

Dijelaskan Mama Yane dalam kelompok Kobek Millenial Papua, dirinya dibantu oleh 5 orang yang terdiri dari sanak keluarganya untuk memproduksi kerajin.(Tiwi)