JAYAPURA, semuwaberita.com – Informasi bohong atau hoaks kembali disebar Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) atau biasa disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), pasca kontak tembak selama dua pekan di kawasan PT. Freeport di Tembagapura, Kabupaten Mimika.
Komandan Operasi TPN-OPM, Lekagak Telenggen mengklaim 17 aparat keamanan Indonesia tewas dalam peristiwa tersebut. TNI dan Polri dituding sebagai penghasut 900 warga sipil sehingga mengungsi dari Tembagapura ke Timika. Informasi bohong ini pun disebar lewat akun media sosial The TPNPB News, Sabtu (7/3).
Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal menepis tudingan yang dialamatkan pimpinan OPM. Ia menegaskan pernyataan Lekagak Telenggen sama sekali bohong atau hoaks. Polda Papua pun telah mengeluarkan pernyataan disertai cap Hoaks pada TPNPB News.
“Apa yang disampaikan Lekagak Telenggen itu tidak benar atau hoaks. Belum ada laporan dari lapangan terkait adanya anggota TNI-Polri yang gugur dalam kontak tembak di Tembagapura hingga kini,” tegas Kamal dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/3).
Meski demikian, Ia mengakui jika seorang anggota Brimob yakni Bharatu Doni Priyanto gugur dalam kontak tembak dengan KKB di Kali Kabur, Arwanop, Distrik Tembagapura, Jumat (28/2) lalu.
Sementara itu, mengungsinya 900 warga sipil dari empat kampung sekitar Tembagapura ke Timika ditengarai ulah KKB yang melakukan teror. KKB memeras warga dengan menodongkan sejata.
Kamal mengatakan, aparat keamanan hadir di Tembagapura untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi warga setempat. “Kami akan lakukan penegakan hukum bagi siapa saja yang melakukan tindakan melawan hukum sesuai Undang-undang yang berlku di negara ini,” tegasnya.
Juru Bicara TPN-OPM Sebby Sambom mengatakan, mengungsinya ratusan warga sipil dari Tembaga ke Timika bukan karena ulah anggotanya. Pengungsian terjadi lantaran ketakutan warga atas kontak tembak dengan TNI-Polri selama ini.
“Aparat keamanan Indonesia telah melegitimasi rakyat asli Papua. Kami dianggap jahat, dan masyarakat dihasut agar menolak keberadaan TPNPB-OPM. Keberadaan kami di Tembagapura untuk menutup PT Freeport di Gunung Nemangkawi, lalu memerdekakan bangsa Papua,” ucap Sebby, Minggu (8/3). (Hara)