Intan Jaya Kembali Memanas, 1.000 Pengungsi Ditampung di Paroki Bilogai

Redaksi | Selasa, 16 Februari 2021 - 18:06 WIB
Intan Jaya Kembali Memanas, 1.000 Pengungsi Ditampung di Paroki Bilogai
Pengungsi dari Kampung Mamba saat menuju Paroki Santo Misael Bilogai, Distrik Sugapa/Istimewa
-

JAYAPURA, semuwaberita.com - Situasi keamanan di sekitar Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, dilaporkan semakin memanas.

Hal ini menyusul kontak senjata antara TNI-polisi dengan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) atau Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di wilayah itu, sejak 7 Februari 2020 lalu.

Demikian disampaikan Administrator Diosesan Keuskupan Timika Marthen Kuayo Pr saat dihibungi dari Jayapura, Selasa (16/2/2021) sore.

"Akibat eskalasi itu, masyarakat mengalami ketakutan disebabkan ada kecurigaan dari kedua pihak terhadap masyarakat," kata Marthen lewat gawainya.

Ia menyebut, sekitar 1.000 warga yang terdiri dari tiga kampung memilih meninggalkan rumah masing-masing dan mencari perlindungan ke gereja atau Pastoran sebagai tempat yang dianggap aman.

"Ada sekitar 1.000 warga diungsikan ke Paroki Santo Misael Bilogai, pasca penembakan anggota TNI, kemarin. Dari Kampung Mamba ada 400 orang," ujar Marthen.

Ia menjelaskan, diungsikannya masyarakat karena mengalami posisi dilema. Mereka hanya bisa bertahan di rumah, serta kesulitan mencari bahan makanan ke kebun akibat ancaman yang dihadapi. 

"Meski pun tinggal di rumah masing-masing, mereka kesulitan makanan. Sebab jalur Dogabu (sebagai) akses ke kebun dikuasai oleh TPN-OPM, sementara jalur ke Wabu dikuasai oleh militer," ujarnya.

Marthen mengatakan jika para pengungsi di Paroki Santo Misael Bilogai sangat membutuhkan cadangan makanan. Ia juga meminta kepada pemerintah agar membuka akses jaringan telekomunikasi ke wilayah Intan Jaya. Sebab, komunikasi sangat sulit dilakukan sejak Senin (15/2/2021) kemarin. 

"Kami kontak dari keuskupan dan beberapa temam yang punya hubungan keluarga di Bilogai sangat susah, sejak kemarin," ujarnya.

Diketahui, Prada Ginanjar Arianda (22) anggota Yonif R 400/BR asal Satuan Yonif 406 Brigif 4 dibawah Kodam IV/Diponegoro, gugur ditembak anggota KKSB di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Senin (15/2/2021) pagi, kemarin.

Asisten Operasi Kogabwilhan III Brigjen TNI Suswatyo saat dihubungi dari Jayapura, Senin (15/2) sore, menjelaskan, Prada Ginanjar meninggal setelah mengalami luka tembak di bagian pinggang tembus perut. Korban meninggal di dalam heli saat proses evakuasi ke Timika.

Terpisah, Anggota Komisi I DPR RI, Fraksi Gerindra, Dapil Papua, Yan Permenas Mandenas mendorong aparat keamanan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menghentikan aksi teror kelompok bersenjata di Intan Jaya.

"Negara tidak boleh kalah dengan kelompok kriminal. Apalagi bukan hanya aparat penegak hukum yang menjadi korban, bahkan masyarakat serta perekonomian tak bisa berjalan baik di daerah tersebut,” ujar Mandenas secara tertulis, Senin (15/2/2021) malam.

Dari pantauan dan laporan sumber yang diterimanya, aksi teror KKB sudah memasuki kawasan Distrik Sugapa yang merupakan ibu kota Kabupaten Intan Jaya. Bahkan KKB diduga telah berhasil merekrut masyarakat setempat. 

Menurut Mandenas, apabila hal ini terus terjadi, bisa berdampak luas bagi keamanan masyarakat yang berada di wilayah itu.

"Harus duduk bersama antara TNI, Polri dan Pemerintah, untuk menyusun strategi agar teror ini tidak berkelanjutan. Disamping itu, kita bisa menyelesaikannya tanpa harus melalui jalur pertumpahan darah. Kita harapkan tidak ada lagi masyarakat maupun aparat penegak hukum di sana jadi korban,” ujarnya. (Hara)