Jayapura, semuwaberita.com - OJK Provinsi Papua dan Papua Barat mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai kejahatan Social Engineering atau Soceng.
Social Engineering adalah cara untuk mengelabui atau memanipulasi korban agar bisa mendapatkan informasi data pribadi atau akses yang diinginkan.
Kepala OJK Provinsi Papua dan Papua Barat Muhammad Ikhsan Hutahaean dalam keterangan persnya di Jayapura, Selasa (21/06) menuturkan kejahatan soceng yaitu mempengaruhi pikiran korban melalui berbagai cara dan media yang persuasif dengan cara membuat korban senang atau panik sehingga korban tanpa sadar akan menjawab atau mengikuti instruksi pelaku.
Ikhsan yang didampingi Kasubag Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK), Mochammad Akbar menyebut ada empat modus soceng yang marak dilakukan oleh para oknum yang tidak bertanggung-jawab.
Pertama yaitu info perubahan tarif transfer bank.
"Penipu berpura-pura sebagai pegawai bank dan menyampaikan informasi perubahan tarif transfer bank kepada korban. Penipu meminta korban mengisi link formulir yang meminta data pribadi seperti PIN, OTP dan password," jelas Ikhsan.
Lalu kedua yakni menawarkan korban menjadi menjadi nasabah prioritas.
"Penipu menawarkan iklan upgrade menjadi nasabah prioritas dengan segudang rayuan promosi. Penipu akan meminta korban memberikan data pribadi seperti Nomor Kartu ATM, PIN, OTP, Nomor CVV/CVC, dan password," sebut Ikhsan.
Ketiga menggunakan akun layanan konsumen palsu mengatasnamakan bank.
"Akun biasanya muncul ketika ada nasabah yang menyampaikan keluhan terkait layanan perbankan. Pelaku akan menawarkan bantuan untuk menyelesaikan keluhannya dengan mengarahkan ke website palsu pelaku atau meminta nasabah memberikan data pribadinya," sambungnya.
Keempat yaitu dengan cara menawarkan menjadi agen laku pandai bank tanpa persyaratan rumit.
"Penipu akan meminta korban mentransfer sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC," terangnya.
Dalam menjalankan transaksi, lanjut Ikhsan, petugas bank tidak akan meminta atau menanyakan password, PIN, MPIN, OTP atau data pribadi.
"Oleh karena itu kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengcek keaslian telepon dan akun media sosial, email dan website bank," pungkas Ikhsan.(Irn)