Balai Adat Simbol Kebangkitan Masyarakat Adat

Redaksi | Minggu, 30 Oktober 2022 - 21:30 WIB
Balai Adat Simbol Kebangkitan Masyarakat Adat
Ketua Panitia Kongres Masyarakat Adat Nusantara KeEnam (KMAN VI) yang juga Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE,. M,Si bersama pengurus dan anggota Dewan Adat Suku, para Ondoafi, Masyarakat adat dan tamu undangan pada peresmian Balai Adat Kampung Meikari Distrik Kemtuk, Jumat (28/10/2022)/foto:MC-KMAN
-

Sentani, semuwaberita.com - Ketua Panitia Nasional Kongres Masyarakat Adat Nusantara KeEnam (KMAN VI), Mathius Awoitauw, SE,. M,Si menegaskan Balai adat merupakan simbol kebangkitan masyarakat adat, sebagaimana Kebangkitan Masyarakat Adat (KMA) ke-9 kini sedang dirayakan masyarakat adat di Kabupaten Jayapura bersama masyarakat adat nusantara, tepatnya tanggal 24 Oktober 2022 sekaligus perhelatan kongres masyarakat adat nusantara di wilayah Adat Tabi.

“Kita punya jati diri, kita punya harga diri dan kita punya nama baik yang dilambangkan dengan kebesaran Balai Adat,” ujar sang pelopor masyarakat adat kabupaten jayapura ini, di sela peresmian Saliyap atau Balai Adat Kampung Meikari yang berlangsung, di Kampung Mamei Distrik Kemtuk Jumat (28/10/2022) ditandai dengan pengguntingan pita papan nama serta makan bersama menu bakar batu di balai adat yang baru diresmikan itu.

Balai adat, lanjut Bupati Mathius adalah tempat dimana masyarakat adat gunakan untuk mengambil keputusan-keputusan besar dan penting, mengenai masa depan masyarakat adat yang melekat dengan tanah, hutan dan sumber daya alamnya. 

Dengan demikian balai adat inilah simbol persatuan dan kebersamaan terjaga sebagai masyarakat adat, simbol untuk bagaimana masyarakat adat bersatu membangun kampungnya, simbol bagaimana masyarakat adat bersatu untuk memikirkan masa depan anak-anak sebagai generasi penerus ditengah derasnya arus globalisasi yang seakan mengancam kehidupan dan eksistensi masyarakat adat.

Bupati juga mengajak masyarakat adat agar senantiasa tetap menjaga hutan, tanah dan tidak boleh dialihkan ke orang lain, karena hutan dan tanah adalah sumber kehidupan dan masa depan anak cucu.

Lestarikan Budaya

Sementara itu, Kepala Kampung Mamei, Nimrot Samon mengatakan keberadaan Saliyap atau Balai adat Kampung Meikari merupakan bagian dari upaya untuk melestarikan budaya dan adat istiadat masyarakat adat setempat.

“Menghadapi perkembangan zaman sekarang ini, jati diri masyarakat adat memang harus terus di perkuat, karena gereja saja tidak cukup tetapi kekuatan masyarakat adat menjadi fondasi kokoh untuk kemajuan anak cucu kita kedepan,”ujarnya.

Kepala kampung Mamei ini juga mengapresiasi pesan-pesan sang pelopor kebangkitan adat di Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw yang menegaskan bahwa balai adat itu menjadi titik kumpul masyarakat adat untuk menentukan masa depan kampung dan anak cucu.

“Pada kesempatan ini kami pemerintahan kampung dan segenap masyarakat adat mengucapkan rasa terimakasih kami kepada bapak bupati yang telah meluangkan waktu meresmikan balai adat ini, ditengah kesibukan bapak selaku ketua panitia kongres masyarakat adat nusantara yang saat ini sedang berlangsung,”ucapnya.(Adv/MC-KMAN)