JAYAPURA, semuwaberita.com - Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengingatkan para penambang emas ilegal di Kampung Kawe, Distrik Awimbon, Pegunungan Bintang agar mengutamakan keselamatannya.
Peringatan ini disampaikan Kapolda menyusul terjadinya insiden penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
“Kita boleh mencari nafkah tapi ingat nyawa itu tidak ada cadangan. Kalau masih ada yang berani kesana menambang, resikonya seperti ini. Apalagi disana tidak ada sama sekali aparat keamanan,” ujar Kapolda kepada wartawan di Jayapura, Selasa (08/11/2022).
Terkait banyaknya penambang ilegal di Awimbon, Kapolda Fakhiri menegaskan akan meminta Kapolres untuk bertindak tegas terhadap orang yang masuk ke wilayah tersebut untuk melakukan aktivitas penambangan.
“Untuk ke sana aksesnya hanya lewat Boven Digoel. Jadi saya akan minta Kapolres disana untuk membatasi para penambang ke sana. Apalagi satu-satunya akses ke sana lewat udara dan seharusnya memudahkan kita mengontrol mereka masuk ke lokasi itu,” tegasnya.
“Paling tidak kita mencoba menghentikan seluruh aktivitas tambang yang ada disana. Itukan illegal aktivitasnya,” sambungnya.
Kapolda mengklaim telah memerintahkan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua bersama Satgas Damai Cartenz untuk membuat strategi menangkap para pelaku kriminal di wilayah tersebut.
Ia menilai kejahatan yang dilakukan para kelompok kriminal itu harus dipertanggungjawabkan oleh mereka.
Disinggung soal tingginya biaya ke lokasi tambang emas tersebut, yang harus menggunakan helikopter carteran, apakah ada yang membiayai para penambang ? Fakhiri menjawab pasti ada.
“Ya. Pasti ada yang mendanai,” tudingnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang penambang Rolmo Aldus Tuenoa (29) tewas dalam penyerangan KKB di camp penambang di Kampung Kawe, Distrik Awimbon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Sabtu (05/11/2022) lalu.
Kepolisian mengklaim penyerangan dilakukan oleh KKB pimpinan Bocor Sobolim asal Kabupaten Yahukimo.
Pada Juli 2022 lalu, KKB juga menyerang camp di daerah tersebut, seorang pekerja tambang bernama Adis tewas dengan leher putus.**