Konflik Pilkada Puncak Jaya telah Usai, Ditandai Prosesi Adat Belah Kayu Doli

Redaksi | Senin, 12 Mei 2025 - 18:01 WIB
Konflik Pilkada Puncak Jaya telah Usai, Ditandai Prosesi Adat Belah Kayu Doli
Ritual adat belah kayu doli sebagai simbol perdamaian konflik pilkada di Puncak Jaya, dihadiri Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa dan dua paslon yang bertikai, Yuni Wonda - Mus Kogoya dan Miren Kogoya - Mendi Wonorengga/Humas Polres PJ
-

Mulia, semuwaberita.com - Konflik sosial akibat Pilkada yang terjadi pasca pemungutan suara pada November 2024 lalu, kini telah usai. Kedua kubu paslon yang bertikai, sepakat berdamai ditandai dengan prosesi adat belah kayu doli, yang digelar di lapangan Alun alun Mulia, Puncak Jaya, Senin (12/05/2025).

Perdamaian secara adat ini dihadiri langsung oleh Gubernur  Papua Tengah, Meki Nawipa, Wakil Gubernur, Deinas Geley, Kapolda  Papua Tengah, Brigjen Pol Alfred Papare, Danrem 173/PVB Brigjen TNI. Fritz W.R Pelamonia, Kabinda Brigjen TNI. Alfi Sahri Lubis, PJ. Bupati Puncak Jaya Yopi Murib, Kapolres AKBP Achmad Fauzan, Dandim 1714/PJ Letkol Inf. Irawan Setya Kusuma serta kedua Paslon Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya, paslon 01 Yuni Wonda - Mus Kogoya dan paslon 02 Miren Kogoya - Mendi Wonorengga.

Ritual adat belah kayu doli merupakan ritual adat suku Dani yang menandakan kedua kubu yang selama ini bertikai telah sepakat berdamai dan tidak lagi berkonflik.

Dengan memasang kayu doli dari kedua belah pihak serta memanah anak babi dan berjabat tangan antar satu sama lain, Kubu Yuni Wonda - Mus Kogoya dan  Miren - Mendi sepakat untuk berdamai.

Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa mengatakan, perdamaian secara adat ini digelar, agar semua bisa tidur dengan tenang, sekolah bisa berjalan dengan normal, pertokoan bisa buka dan semua bisa beraktivitas dengan normal.

"Kita sama-sama tanda tangan sebagai tanda kita bersatu di negeri ini untuk membangun Puncak Jaya," tegas Gubernur Meki.

Menurutnya, politik telah selesai, oleh karena itu jangan lagi ada perang, pertikaian politik pasca ritual belah kayu doli ini.

"Sebab suatu daerah tidak akan bisa maju jika terus terjadi konflik dan perang," tekannya.

Mantan Bupati Paniai ini juga menyampaikan terima kasih kepada Pj. Bupati Puncak Jaya, Aparat Keamanan TNI-POLRI dan PMI yang dengan semangat luar biasa terus mengawal dan menciptakan situasi agar Kabupaten Puncak Jaya tetap aman dan damai.

Dalam acara perdamaian belah kayu doli dihadiri ribuan massa pendukung Paslon baik dari 01 maupun 02 serta turut diamankan oleh ratusan personel gabungan TNI-POLRI sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman, baik dan lancar.

Untuk diketahui, putusan MK telah memenangkan pasangan Yuni Wonda - Mus Kogoya.

Akibat konflik, tercatat ada 14 orang meninggal dunia,  600 orang luka luka, dan puluhan bangunan dibakar.

Sementara itu Bupati Puncak Jaya terpilih, Yuni Wonda dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf. Ia mengaku menyesal dan memohon maaf sedalam-dalam karena akibat konflik ini, korban berjatuhan di kedua belah pihak. Padahal di daerah lain, Pilkada itu pesta demokrasi yang penuh damai.

“Hari ini cuacanya bagus. Itu berarti Tuhan berkenan ke depan kepemimpinan kami aman. Terima kasih dan syukur kepada Tuhan. Kami sampaikan juga mohon maaf kepada keluarga korban baik yang sudah meninggal maupun luka-luka. Ada saatnya kami akan mohon maaf kepada masyarakat sesuai adat,” ujarnya.

Ia menegaskan, dengan acara adat Belah Kayu Doli ini, tak ada lagi pertikaian. Tak ada lagi kubu politik. Semua masyarakat bersatu, berbaur satu sama lain dalam suasana persaudaraan.

“Tidak boleh lagi ada pisah-pisah, adat ini sudah sah jadi pasangan nomor urut 1 bisa duduk sama-sama merokok dengan pasangan nomor urut 2. Semua saling pegang tangan. Pemerintahan ini tak akan pernah habis. Nanti akan ada generasi baru yang pimpin daerah ini,” tegas Yuni Wonda.(irn)