SORONG, semuwaberita.com - Sejumlah organisasi pemuda dan mahasiswa serta masyarakat akar rumput di Kota Sorong, Papua Barat, berencana menggelar aksi unjuk rasa di kantor pemerintahan setempat, Kamis (30/7/2020) lusa
Aksi ini menyikapi musibah banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Kota Sorong, Kamis (16/7/2020) lalu
“Organisasi Kepemudaan dan LSM yang ada sepakat untuk mengadakan aksi agar Pemerintah Kota Sorong segera mengambil tindakan tegas dalam menyelesaikan permasalahan operasional galian C dan juga melakukan pengerukan di drainase atas dampak pencucian pasir di galian C tersebut, yang merupakan penyebab terjadinya banjir dan tanah longsor di Kota Sorong” ungkap Jenro Sijabat, Ketua IMM Kota Sorong, dalam siaran persnya yang diterima semuwaberita.com, Selasa malam
Dia menuturkan, banjir kali memberikan dampak yang sangat besar dari banjir yang terjadi sebelumnya. Beberapa daerah yang terdampak seperti Kampung Bugis, Melati Raya, Pasar Baru dan di sekitaran HBM Jalan Nuri hingga 1 meter lebih kedalaman banjir tersebut
Jenro menyebutkan, aksi direncanakan Kamis, 30 Juli 2020 sekitar pukul 08.00 WIT. Titik kumpul Massa berada di Taman Bandara Deo dan akan menuju Kantor Wali Kota Sorong yang menjadi pusat aksi
“Aksi ini diikuti oleh beberapa Organisasi Kepemudaan diantaranya KAMMUS, KAMMI, BEM STIKES, HMI, PMII, GMNI, PMKRI, IMM, DKN, BEM UMS dan juga dari LSM Peduli Lingkungan yang ada di Kota Sorong.Aksi tersebut di koordinatori oleh Abdul Loklomin,” sebutnya
Sementara itu Eko, Ketua LSM Peduli Lingkungan Kota Sorong mengatakan bahwa dampak yang dirasakan oleh warga itu sangat besar seperti perabotan rumah tangga yang rusak, surat berharga yang hilang karena tidak sempat untuk diselamatkan, bahkan sampai 2/3 hari setelah banjir bandang tersebut air masih merendam rumah warga yang sangat berbahaya bagi kesehatan masarakat.
Adapun beberapa hal yang akan disuarakan, urai Eko antara lain terkait Ijin dan Dampak lingkungan dari Galian C yang beroperasi, para pengusaha galian C harus memiliki 3 bak penampungan sebelum aliran hasil cucian tersebut dialirkan ke drainase ataupun selokan warga dan harus ada program untuk membenahi/menata kawasan di bagian hilir
“Pemerintah Kota Sorong harus menyediakan bak sampah organik maupun non organik pada setiap distrik kelurahan atau lebih kerucut lagi di setiap kompleks sehingga masyarakat bisa mengelolah sampah organic, agar dapat juga dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah dan melakukan kegiatan penanaman pohon yang juga bisa membantu mengurangi genagan air hujan yang turun,” urainya.
Eko berharap, semoga aksi ini dapat memberikan aksi nyata buat pemerintah agar segera menyelesaikan dan membenahi permasalahan yang menjadi penyebab ternyadinya Banjir berikutnya. Tutup Eko. (Abdul)