Pelajaran Sejarah tak Wajib, Ketua AGSI Papua Angkat Bicara

Redaksi | Sabtu, 19 September 2020 - 06:27 WIB
Pelajaran Sejarah tak Wajib, Ketua AGSI Papua Angkat Bicara
Ketua AGSI Papua, Harjuni Serang, M.Si/Istimewa
-

SENTANIsemuwaberita.com – Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Papua, menyampaikan tanggapannya terkait adanya wacana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadiem Makariem yang tidak mewajibkan mata pelajaran Sejarah di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)

Melalui sambungan telepon, Sabtu (19/09/2020) pagi, Harjuni Serang, M.Si selaku Ketua AGSI Papua mengatakan bahwa sedikit mengutip pernyataan Presiden AGSI (Asosiasi Guru Sejarah Indonesia), penyederhanaan kurikulum memang masih berupa draft, karena itulah harus ada respon dari kita mencegah agar draft tersebut tidak menjadi kenyataan. 

“Memang masih berupa draft, tapi dalam pandangan kami isi dari draft tersebut di beberapa poin sangat merugikan dan melukai kami sebagai Pendidik Sejarah,” ujar Harjuni

Ia menambahkan dalam konteks yang lebih luas tentunya bangsa ini juga akan turut merugi dan terlukai dikarenakan secara sadar ataupun tidak disadari akan ikut terbawa masuk ke gerbang kehancuran dimana generasi masa kini dan masa depan terancam mengalami amnesia sejarah serta terserabut dari jatidirinya sendiri. 

“Karena itu kami memilih berjuang mengambil cara-cara preventif sebelum benar adanya malapetaka menimpa kita semua,” jelasnya

Kemendikbud berencana membuat mata pelajaran sejarah menjadi tidak wajib dipelajari siswa SMA dan sederajat. Di kelas 10, sejarah digabung dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Sementara Bagi kelas 11 dan 12 mata pelajaran sejarah hanya masuk dalam kelompok peminatan yang tak bersifat wajib.

Mata Pelajaran Sejarah adalah media yang paling ampuh untuk memperkuat jati diri dan karakter manusia, ia juga merupakan alat pemersatu kita sebagai sebuah bangsa. 

Harjuni menegaskan, yang diinginkan adalah bagaimana mata pelajaran sejarah tetap sebagai mata pelajaran wajib di setiap jenjang kelas. 

“Mata pelajaran sejarah memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Karena itulah kami pun meyakini bahwasanya sejarah bukan sebatas romansa atas masa lalu, melainkan ia adalah referensi bagi kehidupan manusia, ia adalah cermin dari sebuah perbuatan manusia sesuai dengan masanya, ia adalah panduan dalam menentukan arah perjalanan bangsa,” tegasnya

Ia juga mengajak selamatkan generasi muda kita dari amnesia sejarah, mari kita selamatkan bangsa ini dari gerbang kehancuran. Sesungguhnya belajar dari sejarah adalah sebuah keharusan, bukan merupakan pilihan! (Abdul)