SENTANI, semuwaberita.com - Ketua Umum Presidium Putra Putri Pejuang Pepera (P5) Provinsi Papua, Yanto Eluay meminta rakyat Papua khususnya generasi muda untuk tidak ikut-ikutan menyuarakan kemerdekaan bangsa Papua, tanpa memahami betul sejarahnya.
Menurut Yanto Eluay, sehubungan dengan adanya beberapa aksi demo pada Selasa, tanggal 1 Desember 2020, yang masih mengklaim 1 Desember sebagai agenda politik atau hari kemerdekaan Papua. Ini ada beberapa versi, ada yang mengatakan sebagai HUT OPM dan ada juga yang meyakini sebagai hari kemerdekaan bangsa Papua.
"Saya ingin tegaskan disini sehubungan dengan beberapa aksi yang dilakukan di beberapa daerah. Baik di luar Papua, seperti di Sulawesi Selatan oleh saudara-saudara kita, bahwa marilah kita sama-sama melupakan masa lalu, sejarah justru banyak membuat kita ini tidak maju-maju" ungkap putra mendiang Theys Hiyo Eluay saat dikonfirmasi wartawan di Kediamannya, Kota Sentani, Selasa (1/12/2020) sore.
Yanto Eluay mengaku sudah sekian ribu orang Papua mati karena berbicara politik kemerdekaan Papua.
"Apakah kita mau terus berjalan untuk itu, kemudian berjalan dalam perjuangan itu. Saya pikir kita juga harus meyakini, bahwa Pepera yang terlaksana di tahun 1969 itu juga merupakan rancangan Tuhan atau maksud Tuhan untuk orang Papua. Karena rancangan Tuhan itu adalah rancangan damai sejahtera dan hidup kekal. Tidak ada rancangan Tuhan untuk orang mati," aku Ondofolo Kampung Sereh.
Ia juga mengajak, masyarakat Papua mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran sang Raja Damai atau jelang Natal ini.(Irf)