IPI: Banyak Lapangan Terbang di Papua Belum Miliki Instalasi Pengamanan yang Memadai

Redaksi | Senin, 12 September 2022 - 07:36 WIB
IPI: Banyak Lapangan Terbang di Papua Belum Miliki Instalasi Pengamanan yang Memadai
Ketua IPI Capt. Rama Noya bersama Danlanud Silas Papare, Marsma Pnb. Dadan Gunawan/foto:Irfan
-

Sentani, semuwaberita.com - Ikatan Pilot Indonesia (IPI) mencatat, masih banyak bandara atau lapangan terbang di Papua yang hingga saat uni belum memiliki instalasi pengamanan atau perangkat pendukung yang memadai.

Saat ini berdasarkan catatan IPI, di Papua baru hanya terdapat 12 pos pengamanan bandara oleh Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU, padahal Papua sangat luas dan memiliki banyak yang diantaranya rawan gangguan keamanan.

Ketua IPI Capt. Rama Noya kepada wartawan di Sentani, Kabupaten Jayapura beberapa waktu lalu mencontohkan, seperti lapangan terbang (bandara,reda) Kenyam, di Kabupaten Nduga, yang belum memiliki pengamanan memadai. Sehingga sering terjadi kasus gangguan keamanan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). 

"Kondisi ini belum termasuk sejumlah airstrip (lapangan terbang sementara) yang jumlahnya ratusan di seluruh Papua," ujar Rama.

Menurut ia, pengamanan bandara dan pembangunan fasilitas keselamatan penerbangan ini, menjadi PR (pekerjaaan rumah,red) bersama yang membutuhkan kolaborasi sejumlah pihat terkait. 

Untuk itu, pihaknya berharap ini bisa menjadi perhatian pemerintah untuk melengkapi sarana pendukung sebuah bandara, baik itu dari segi pengamanan wilayah maupun perbaikan infrastruktur penerbangan di Papua. 

Lebih jauh dijelaskan Capt Rama Noya, dunia penerbangan di Papua menjadi sangat vital karena untuk mendukung kebutuhan pokok masyarakat, terutama di wilayah Pegunungan Papua yang selama ini sangat mengandalkan transportasi udara.

"Jadi, layanan penerbangan sipil di wilayah Pegunungan Papua menjadi misi kemanusiaan bagi para pilot dan maskapai. Karena banyak daerah yang hanya bisa didatangi dengan jalur udara hingga membuat seluruh kebutuhan masyarakat harus dibawa dengan menggunakan pesawat terbang. Sehingga faktor keamanan menjadi sangat penting, agar para pilot dapat terbang dengan aman dan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi," jelasnya.

Kendala

Senada dengan hal itu, Danlanud Silas Papare Marsma Pnb. Dadan Gunawan mengakui, bahwa pihak TNI AU juga terkendala berbagai hal, sehingga tidak dapat mengamankan seluruh bandara di Papua.

"Banyak sekali bandara yang belum ada pengamanannya. Ada sekitar 500 bandara di Papua, tapi dari 500 bandara itu kita bisa pilih-pilih mana yang tingkat kerawanannya paling tinggi itu yang akan diisi oleh keamanan," sebutnya.

Selain dari sisi personel, Marsma Dadan Gunawan menyebut, penempatan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) yang biasa bertugas di bandara-bandara itu juga masih sangat terbatas.

"Sekarang kami hanya mengisi personel (Kopasgat) sebanyak 12 pos untuk pengamanan bandara di wilayah setempat,"  terangnya.

Ie menjelaskan, jumlah ideal personel Kopasgat yang ditempatkan dalam setiap pos adalah 30 personel, namun realita yang ada masih jauh dari data yang ideal.

"Idealnya untuk di bandara itu 30 personel, untuk pengamanan wilayah bandara. Sekarang yang ada hanya diisi 10 orang, juga ada yang 20 orang," cetusnya.

Untuk itu, Dadan berharap dengan adanya diskusi yang diselenggarakan oleh IPI, akan ada tindak lanjut yang bisa diteruskan ke pemerintah pusat hingga ke Mabes TNI. Karena keamanan adalah hal yang sangat penting di dunia penerbangan.

"Kami sebagai pelaksana dan bukan penentu kebijakan. Maka itu, nanti dari IPI akan meneruskan ke Kemenhub dan selanjutnya diteruskan lagi ke atasan kami di Mabes TNI," paparnya.

Sementara itu, Direktur Utama maskapai Semuwa Aviasi Mandiri (SAM) Air, Wagus Hidayat mengatakan, dunia penerbangan perintis di Papua kerap mendahulukan faktor kemanusiaan dibanding sisi bisnisnya.

"Kami melayani penerbangan perintis ini bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga sisi kemanusiaan. Jika ada yang menghubungi lewat radio, bahwa ada orang sakit yang butuh di jemput, malah mereka atau pilot ini disandera. Inilah satu hal yang tidak manusiawi," tutur pria yang akrab disapa Dayat ini.

"Kita berharap para penerbang perintis di Papua bisa mendapat jaminan keamanan. Supaya mereka dapat bertugas dengan rasa aman dan nyaman," harapnya.(Irf)