Ribka Haluk: Aksi Pembakaran, Akumulasi Berbagai Persoalan yang tidak Segera Diselesaikan Pemkab Dogiyai

Redaksi | Selasa, 01 Agustus 2023 - 05:53 WIB
Ribka Haluk: Aksi Pembakaran, Akumulasi Berbagai Persoalan yang tidak Segera Diselesaikan Pemkab Dogiyai
Pj Gubernur Provinsi Papua Tengah, Ribka Haluk bersama Pj Bupati Dogiyai, Petrus Agapa saat meninjau bangunan kantor dan rumah warga yang terbakar di Distrik Kamuu, Senin (31/07/2023)/Istimewa
-

Dogiyai, semuwaberita.com -  Penjabat Gubernur Papua Tengah, DR. Ribka Haluk, S.Sos., MM meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Dogiyai agar lebih peka dan bertindak cepat menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.

Hal ini untuk mencegah terjadinya aksi aksi melanggar  hukum seperti pembakaran yang dilakukan oleh massa terhadap fasilitas umum, pemerintahan, dan rumah warga

“Kalau saya pelajari, ini akumulasi dari masalah-masalah yang tidak cepat diselesaikan oleh pemerintah daerah, seperti masalah hak ulayat adat pemilik tanah. Ini yang ke depan saya harapkan dari pemerintah daerah di kabupaten untuk peka menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat," ujar Ribka Haluk yang didampingi Bupati Dogiyai, Drs. Petrus Agapa, M.SI saat meninjau langsung bangunan kantor dan rumah warga yang terbakar di Distrik Kamuu, Dogiyai, Senin (31/07/2023).

Menurutnya, dua bangunan kantor yang dibakar memang tidak difungsikan lagi. Namun, karena ada peluang, sehingga ada pihak yang tidak bertanggung jawab kemudian melakukan aksi pembakaran.

Tangkap Pelakunya

Ribka Haluk meminta kasus pembakaran fasilitas umum dan rumah-rumah warga ini menjadi yang terakhir terjadi. Kasus ini harus segera diserahkan kepada aparat keamanan, dan pelakunya harus segera ditangkap.

“Dalam dialog, masyarakat sudah sepakat apabila ada kasus pembakaran, agar kasus itu diserahkan kepada aparat keamanan untuk menangkap pelakunya. Jadi saya harapkan polisi segera melakukan penyelidikan dan mengungkap kasus ini,” tegas pintanya.

Pada saat melihat rumah kontrakan yang terbakar, Ribka Haluk merasa geram mengingat yang tinggal di rumah tersebut seorang guru yang bekerja untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak di Dogiyai.

“Ini harusnya tidak boleh lagi terjadi. Lihat ini korbannya seorang guru, dia mengabdi untuk masyarakat disini. Sekali lagi saya minta polisi untuk mengambil tindakan dan  menangkap pelakunya,” tegasnya.

Untuk diketahui, pada saat pembakaran, terjadi Pj Gubernur yang biasa disapa mama Ribka Haluk, tengah berkantor  di Kabupaten Dogiyai, sehingga ia bersama PJ Bupati Dogiyai Drs. Petrus Agapa, M.SI langsung mendatangi kedua lokasi bangunan yang dibakar serta berdiskusi dengan pemilik rumah yang dibakar.

Pemilik rumah kontrakan Petrus Anow mengungkapkan tak mengetahui apa penyebab rumah kontrakannya dibakar. Bahkan saat kejadian, ia sedang mengikuti diskusi bersama PJ Gubernur Papua Tengah Mama Ribka Haluk.

“Ini ada 8 petak rumah kontrakan. Tadi saat terjadi kebakaran saya tidak mengetahuinya, tau-tau kembali rumah sudah hangus terbakar. Saya juga tinggal disini, tidak ada harta benda yang bisa saya selamatkan,” jelasnya.

“Seminggu sebelumnya, ada 7 petak rumah kontrakan saya disebelahnya juga dibakar. Saya sendiri heran, kenapa rumah saya dibakar. Bukan hanya saya yang menjadi korban, termasuk pihak yang mengontrak juga barangnya habis terbakar,” akunya.

Rumah Guru Terbakar
 

Seorang ibu guru SMP Negri di Dogiyai menyampaikan kepada PJ Gubernur Papua, tempat tinggalnya sudah ludes terbakar pada saat pulang dari mengajar.

“Hanya pakaian yang saya punya saat ini. Semuanya sudah hangus terbakar. Beruntung, ketiga anak saya tidak berada di rumah saat kejadian. Namun, sampai saat ini kami sendiri tak mengetahui kenapa tempat tinggal kami dibakar,” ungkapnya.

Sementara itu, PJ Bupati Dogiyai Petrus Agapa mengungkapkan gedung pemerintah yang dibakar merupakan bangunan milik Bapeda Kabupaten Dogiyai, yang selama ini sedang bersengketa dengan pemilik hak ulayat.

“Ini adalah gedung kantor Bapeda yang kemudian dipinjamkan ke Dinas Kesbangpol dan Koperasi. Namun karena dilihat bukan hanya Bapeda yang berkantor disini, pemilik hak ulayat meminta haknya lebih. Sehingga akhirnya kantor ini dikuasai oleh masyarakat. Namun, siapa pelaku pembakaran, kami tidak bisa menyimpulkannya,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kebakaran terjadi di dua lokasi yang berbeda dengan waktu yang hampir bersamaan.
Kebakaran pertama terjadi di Kampung Kimupugi, Distrik Kamuu sekira pukul 10 waktu setempat. Api menghanguskan dua bangunan bekas kantor Dinas Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).

"Tak berselang lama, sekira pukul 11.00 WIT, kobaran api kembali terjadi di Kampung Ekimanida, tepatnya di Jalan Trans Nabire Enarotali, yang mengakibatkan delapan unit rumah warga hangus terbakar," ungkap Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ign Benny Prabowo dalam keterangannya, Senin sore.

Sebelumnya, pada Kamis (13/07/2023) lalu, kebakaran juga terjadi di lokasi yang sama yakni di Distrik Kamuu dimana ada 69 bangunan terbakar akibat aksi anarkis massa.(Irn)