Bupati Jayapura Launching Buku 'Kembali ke Kampung Adat'

Redaksi | Selasa, 05 Januari 2021 - 19:15 WIB
Bupati Jayapura Launching Buku 'Kembali ke Kampung Adat'
Bupati Jayapura yang juga penulis buku, Mathius Awoitauw, SE, M.Si, (paling kiri) saat memberikan keterangan pers/Irfan
-

SENTANIsemuwaberita.com - Kegiatan bedah buku yang dilaksanakan di Ballroom Suni Garden Lake Hotel and Resort Hawaii Kota Sentani Distrik Sentani Kabupaten Jayapura, Selasa (5/1/2021) juga dirangkaikan dengan launching Buku "Kembali ke Kampung Adat" Meniti Jalan Perubahan di Tanah Papua yang ditulis sendiri oleh Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, SE, M.Si.

Bupati Jayapura Mathius Awoitauw SE, M.Si, menyampaikan bahwa buku ini adalah ikhtiar membangun Papua melalui jalan budaya.

"Buku ini menawarkan kebudayaan sebagai salah satu jalan untuk menyelesaikan berbagai ketegangan di Papua yang berlarut-larut," ungkap Mathius.

Selaku penulis buku, Mathius meyakini, kebudayaan dapat menjadi cara dalam mengelola konflik dan mencegah pecahnya konflik-konflik akibat akumulasi keluhan sekian puluh tahun. Jalan budaya sekaligus membuka ruang lebih lebar bagi berkembangnya penduduk asli Papua.

Lebih lanjut Bupati menjelaskan, awal mula muncul gagasan menulis buku ini tidak terlepas dari pengalaman dirinya selama 27 tahun di dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan pada kesempatan lain tentu saja ketika memimpin Kabupaten Jayapura pada periode pertama dan saat ini masuk periode yang kedua.

“Tampaknya ada benang merah, ketika akhirnya saya merefleksikan secara sangat mendalam praktek pembangunan yang ada di tanah Papua selama puluhan tahun. Bukan saja pembangunan dalam arti tata kelola pemerintahan dan masyarakat, tetapi terutama pembangunan manusia Papua," Mathius .

Program Kampung Adat misalnya, sambutan masyarakat adat sangat luar biasa. 

"Gagasan Kembali ke Kampung Adat seakan menjadi jawaban atas kerinduan masyarakat adat selama ini yang tidak diberi tempat dalam pembangunan. Sekaligus gagasan Kembali ke Kampung Adat merupakan tawaran pembangunan yang relevan dengan situasi Papua saat ini," urainya.

"Saya tegaskan dalam buku ini bahwa praktek pembangunan di Papua selama ini sebenarnya adalah praktek ‘Penaklukan atas alam dan atas orang-orang Papua”. Sementara dalam kacamata masyarakat adat Papua, alam dan manusia adalah satu kesatuan yang utuh tak terpisahkan. Dalam budayanya, manusia Papua hidup menyatu dengan alam dan mereka bertugas menjaga Alamnya. 

"Itulah juga faktanya, dalam kearifan adat papua, adalah tugas seorang Ondoafi atau Ondofolo untuk memastikan alam yang memberi dia hidup tetap terjaga dan terawat dengan baik,” tegas Mathius Awoitauw.

Gagasan mengembangkan kampung adat ini adalah bagian dari upaya Bupati Mathius mengembalikan jati diri masyarakat adat di seluruh Papua. 

"Solusi untuk Papua adalah solusi budaya yaitu, mengembalikan jati diri masyarakat adat. Hal ini jauh lebih penting dari semua solusi yang lain,” katanya dengan tegas.

Bagian penting lain dari buku ini dijelaskan Mathius adalah idenya untuk menggali ke dalam akar budaya segala macam soal yang selama ini melilit orang-orang Papua. Bagi Mathius, Gagasan kampung adat sebagai gerakan pembangunan di tanah Papua merupakan jalan budaya yang harus dilakukan di seluruh Papua, sekaligus sebagai antitesis dari berbagai pembangunan yang selama ini sudah dilakukan di Papua. 

“Dengan kata lain pembangunan fisik maupun sosial budaya orang asli Papua di tanah Papua seharusnya disesuaikan dengan nilai budaya, hukum adat, norma, dan aturan budaya orang Papua agar rencana pembangunan tersebut dapat didukung dengan potensi alam dan kondisi sosial budaya masyarakat asli Papua,” urainya. 

Point penting lain kata Mathius adalah Gagasan Kembali ke Kampung Adat sebenarnya menjawab Arti Merdeka Sesungguhnya. 

“Utamanya bagi saya, pengembangan kampung adat, yang pertama dan utama adalah jalan yang membantu masyarakat Papua kembali ke dalam rumah mereka sendiri, yaitu Rumah Jati Diri Papua," paparnya. 

"Gagasan Kampung Adat yang berupaya mengembalikan identitas dan jatidiri asli anak-anak Papua sebenarnya adalah jalan menuju Kemerdekaan yang Sesungguhnya,” tegasnya.

Kegiatan ini dihadiri narasumber Wakil Rektor Bidang Kerjasama Uncen Dr. Fredrik Sokoy, S.Sos, M.Sos, Dr. James Modouw, M.MT, Dosen Uncen Peneliti Sastra Budaya Sentani Dr. Wigati Yektiningtyas, M.Hum, Prof. Akbar Silo dan Ketua DAS Elseng Piter Dantru, serta para Asisten dan Staf Ahli Bupati, Kepala OPD, Kepala Distrik, Kepala Kampung Adat dan Ondofolo se-Kabupaten Jayapura.

Untuk diketahui Buku "Kembali ke Kampung Adat" ini diawali kata pengantar oleh Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian dengan tebal buku sebanyak 138 halaman dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Jakarta. (Irfan)