Bupati Jayapura Diminta Segera Selesaikan Sengketa Tanah SMPN 1 Sentani

Redaksi | Senin, 24 Januari 2022 - 19:06 WIB
Bupati Jayapura Diminta Segera Selesaikan Sengketa Tanah SMPN 1 Sentani
Siswa siswi SMPN 1 Sentani terpaksa menumpang belajar di SD Abe Ale karena gedung sekolahnya dipalang pemilik hak ulayat/foto:Aman
-

Sentanisemuwaberita.com - Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw diminta segera menyelesaikan kasus sengketa lahan SMPN 1 Sentani yang hingga saat ini masih bergulir. 

Kasus sengketa tanah antara Pemerintah Kabupaten Jayapura, dengan pemilik hak ulayat hingga saat ini belum berakhir. Dimana pemilik ulayat meminta pemerintah kabupaten ganti rugi lahan sebesar Rp3,5 miliar.

Sejak Desember 2021 lalu, SMPN 1 Sentani dipalang oleh pemilik ulayat menyebabkan akitivitas belajar mengajar tidak berjalan maksimal.

“Sejak 28 Desember 2021, kami harus keluar dari SMPN 1 Sentani. Ratusan siswa kami waktu pemalangan hari pertama sudah tidak belajar di sekolah lagi,” kata Kepala Sekolah SMPN 1 Sentani, Yokbeth Wally kepada wartawan di Sentani, Senin, (23/01/2022).

Yokbeth mengaku sedih, karena demi kepentingan pemilik hak ulayat, pendidikan dikorbankan.

"Sudah dua minggu lebih siswa kami ini, harus menumpang sekolah. Terus terang sejak siswa kami dititipkan di sekolah lain,  kami merasa tidak efektif sekali untuk melakukan apa yang kami harus lakukan seperti ekstrakurikuler. Kami merasa sangat tidak nyaman belajar di sekolah lain,” keluhnya.

Yokbeth Wally berharap dalam waktu dekat pemerintah daerah sudah menyelesaikan persoalan ini, dan sekolah bisa kembali dibuka sehingga akitivitas belajar mengajar atau kegiatan lainnya bisa kembali berjalan normal.

“Siswa kami ini dibagi di tiga sekolah yaitu di SD Abeale 1, SD Abeale 2 dan SD YPK Martin Luther Sentani. Jadi kami ingin belajar di sekolah kami sendiri dan siswa menginginkan kembali ke sekolah asalnya,”ucap Yokbeth Wally.

Lebih jauh katanya, SMPN 1 Sentani adalah sekolah pertama di Sentani yang dibangun sejak tahun 1965 sampai sekarang dan telah banyak meluluskan pejabat di Papua.

"Kita berharap Komite Sekolah dan juga Alumni bisa membantu menyelesaikan permasalahan sekolah SMPN 1 Sentani ini untuk kepentingan pendidikan di Kabupaten Jayapura," harapnya.

Di tempat yang sama, salah satu perwakilan siswa, Timoti mengaku merasa sedih karena harus menumpang belajar di sekolah lain.

“Kami sangat sedih, harus numpang belajar di sekolah lain, kami tidak bebas dan terpaksa harus masuk siang. Kalau kami belajar di pagi hari semangat, di siang hari kurang semangat,”akunya.

“Pak bupati tolong kita ingin kembali ke sekolah kami, biar belajar seperti biasa bersama teman-teman. Biar kami tidak mengantuk belajar, kalau boleh pak bupati jangan terlalu lama diselesaikan sekolah kami,”ujar Timoti mewakili teman-temanya saat belajar di SD Abe Ale Sentani. (Aman)