Tolikara, semuwaberita.com – Gubernur Papua, Lukas Enembe melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Tolikara. Salah satu agendanya yakni meresmikan bandar udara Mamit di Distrik Kembu, Selasa (08/02/2022).
Sebelum menuju Mamit, yang merupakan tanah kelahirannya, lebih dulu Gubernur yang didampingi Anggota DPR RI, Willem Wandik, Wakil Ketua 1 DPR Papua, Yunus Wonda bersama sejumlah anggota DPRP, serta sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), bertemu dengan masyarakat di Karubaga, ibukota Kabupaten Tolikara.
Dalam pertemuan yang berlangsung akrab itu, sejumlah tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan masyarakat menyampaikan kegembiraannya karena sudah dikunjungi oleh orang nomor satu di Papua itu.
Bahkan, masyarakat menyampaikan bahwa kerinduan mereka untuk bertemu anak asli Mamit, Tolikara itu sudah terwujudkan. "Ya, kami senang dan gembira karena Gubernur Papua anak asli Tolikara sudah ada bersama-sama kami disini dan duduk bercerita sama kami," ungkap salah seorang tokoh agama.
Tak sampai disitu, dalam kesempatan yang langka itu, masyarakat juga menyampaikan keinginan dan kendala-kendala yang mereka hadapi.
Gubernur Lukas Enembe menegaskan, kebijakan yang dilakukan selama ini adalah untuk Papua bukan untuk Kabupaten Tolikara semata, dan ia bekerja untuk Papua demi meningkatkan taraf hidup orang Papua dari keterbelakangan serta menjadikan masyarakat Papua menjadi orang hebat.
"Untuk itu, setiap orang Papua yang lahir dari Gereja GIDI harus memberkati orang lain dan menjadi berkat bagi orang lain serta menjadi terang bagi dunia," ucap Gubernur.
Usai melakukan pertemuan dengan masyarakat di Karubaga, Gubernur Lukas Enembe dan rombongan bertolak menuju Distrik Mamit untuk meresmikan Bandar Udara Mamit.
Foto bersama di bandara Mamit
Teteskan Air Mata
Pada peresmian Bandar Udara Mamit, Gubernur Enembe kerap kali menetaskan air mata gembira, senang, bangga dan sedih dikarenakan tanah kelahirannya yang dulu tertinggal kini sudah maju dan sudah memiliki bandara secara resmi.
Gubernur mengungkapkan, daerah Mamit adalah kecil dan hampir tidak ada gangguan keamanan sampai saat ini alias aman bahkan pada tahun 1963 daerah Mamit adalah daerah terbelakang di seluruh Kabupaten Jayawijaya sehingga perlu direnungkan bagaimana seorang anak dari daerah terbelakang di seluruh Kabupaten Jayawijaya bisa menjadi Gubernur Papua.
Untuk meyakinkan masyarakat yang hadir pada acara peresmian Bandar Udara Mamit itu, Gubernur mengundang seorang tokoh asal Mamit yang juga anggota DPR Papua, Thimotius Wakur untuk menjelaskan sedikit tentang Distrik Mamit.
Gubernur menambahkan, keberadaan injil melahirkan manusia asal Mamit menjadi manusia unggul dan hebat bahkan ia menegaskan bahwa ia lahir di Mamit bukan untuk orang Mamit tapi ia lahir untuk Papua dan untuk kepentingan Papua, membela orang Papua. “Ko Harus Catat Itu,” tegasnya.
Gubernur menjelaskan, ketika pertama ia keluar dari Mamit, landasan bandara masih rumput tapi sekarang sudah bagus di aspal. Untuk itu, anak daerah yang sudah sukses supaya bisa membangun daerahnya. “Saya harapkan bandara ini semakin ditingkatkan pelayanannya, dibangunkan talud, dipagar keliling karena akan masuk pesawat dari Sentani ke Mamit,” imbuhnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua, David Telenggen menjelaskan, keberadaan sebuah bandara di Kabupaten Tolikara memiliki peranan yang strategis dalam membuka keterolisasian daerah dalam menggerakkan perekonomian dan menjalankan roda pemerintahan bagi pelayanan kepada masyarakat.
Pembangunan sarana transportasi dinilai sangat penting dan mendesak bagi Distrik Kembu ditengah-tengah kondisi ketersediaan sarana prasarana transportasi darat yang masih terbatas.
"Oleh sebab itu, Pemprov Papua mengambil langkah perencanaan dan pembangunan sehingga Bandara Mamit bisa diresmikan oleh Gubernur Papua," ujar David.
Lanjut ia, saat ini Bandara Mamit telah dilayani oleh perintis dari Wamena tujuan Mamit kemudian pihaknya selaku Dinas Perhubungan Provinsi Papua bakal mengusulkan satu rute perintis dari Sentani Mamit.
Pembangunan Bandar Udara Mamit dimulai sejak tahun 2016 dan rampung hingga akhir tahun 2021, oleh karena itu dengan dibangunnya Bandar Udara Mamit dapat memperlancar akses keluar masuk manusia dan barang serta dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Tolikara lebih khusus masyarakat Kembu.(Irn)